Langsung ke konten utama

Mariowin

MARIOWIN

Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Tante Sendiri

Aku mendapat kisah yang tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin Aku rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikatakan telat, karena umurnya sudah rada tua.

Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihkan wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik.

Namanya Sofi seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.

Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Sofi memang enak untuk diajak ngobrol. Dan Aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena Aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Sofi.

Tapi tidak demikian halnya dengan Sofi. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika Aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Sofi lebih menyukaiku.

Tapi Aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan Aku yang hendak dijodohkan. Tapi Aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan shampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi Aku tidak terlalu memikirkannya.

Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restoran tersebut, Aku langsung pergi ke wc dulu karena Aku sudah kebelet. Sebelum Aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Sofi.

“Eh, ada apa di?”

“Enggak, Aku pengen kasih kartu nama Aku, besok jangan lupa telpon Aku, ada yang mau Aku omongin, oke?”

“Kenapa enggak sekarang aja?”

“Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”

Setelah acara makan malam itu, Aku pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Sofi sih. Tapi Aku tidak mau pikir panjang lagi, lagi pula nanti Aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

Besoknya saat istirahat makan siang, Aku menelponnya dan bertanya langsung padanya.

“Eh, apa sih yang mau kamu omongin, Aku penasaran banget?”

“Eeee, penasaran ya, hen?”

“Iya lah, ayo dong buruan!”

“Eh, slow aja lagi, nafsu amat sih kamu.”

“Baru tahu yah, napsu Aku emang tinggi.”

“Napsu yang mana nih?” Sofi sepertinya memancingku.

“Napsu makan dong, Aku kan belum sempat makan siang!”

Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu Aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya Aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjAku, karena saat itu pasti bosku pergi makan kamu, jadi Aku bebas surfing di internet, gratis lagi.

“Yah udah, Aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment Aku sore ini abis pulang kerja, soalnya Aku pengen ngobrol banyak sama kamu.”

Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.

Lalu katAku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”

“Karena Aku mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.

“Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar Aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”

Lalu Sofi bilang, “Nih alamat apartementku, jangan lupa mampir yah!”

”Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”

“Bye-bye hen.”

Setelah telepon terputus, lalu Aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa Aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung Aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu Aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu Aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjAku di Roxy Mas. Sesampainya di sana, Aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, Aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruangan nya.

Langsung saja ku tepuk pundaknya, 

“Hai, baru sampe yah, di..”

Sofi tersentak kaget, “Wah Aku kira siapa, pake tepuk segala.”

“Kamu khan kasih surprise buat Aku, jadi Aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”

Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”

Kujawab saja, “Siapa tAkut, emang Aku pikirin!”

“Ayo masuk hen, santai saja, anggap saja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

Ketika Aku masuk, Aku langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartemen. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku. Merdunya Jeritan Tante Sofi

Sambil Aku berkeliling, Sofi berkata, 

“Mau minum apa Hen?”

“Apa saja lah, asal bukan racun.” katAku bercanda.

“Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Sofi sambil tertawa.

Sementara ia sedang membuat minuman, matAku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, 

“Hen, kalo kamu mau nonTon, setel aja langsung..!”

Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu ku bilang, 

“Apa Aku nggak salah denger nih..?”

Lalu katanya, 

“Kalo kamu merasa salah denger, yah Aku setelin aja sekarang deh..!”

Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian di setelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau Aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

“Duduk sini Hen, jangan bengong aja, kan udah Aku bilang anggap saja rumah sendiri..!” kata Sofi sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.

Kemudian Aku pun duduk dan nonTon di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya Aku pun buka mulut, “Eh di, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”

Sofi tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, Aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi Aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, 

“Kamu tau Hen, sejak kemarin bertemu, kayaknya Aku merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Hen, Aku suka sama kamu.”

“Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman Aku, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman Aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman Aku ke kamu..?”

“Iya, tapi Aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, Aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke Aku..?” kata Sofi sambil mendesah.

Aku pun menjawab, “Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi Aku enggak enak sama Paman Aku, entar dikiranya Aku kurang ajar sama yang lebih tua.”

Sofi diam saja, demikian juga Aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Sofi tidak melepaskan genggamannya.

Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padAku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, 

“Sofi, Aku cinta kamu.”

Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Sofi pun lalu membalasnya sambil memkamukku erat-erat.

Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Sofi menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

Kemudian Aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu.

“Aaaaahhh, buka aja BH-nya Hen, cepat.., oohh..!”

Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

“Esshh.. ouww.. aduhh.. Hen.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”

Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka skamuruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi Aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.

“Aouww Hen, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggel Sofi manja melingkari leherku.

Kemudian kuletakkan Sofi pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu Aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Sofi mendesah-desah nikmat. Tidak lama Aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Sofi menggeliat kegelian.

“Aduh Hen, kamu ngerjain Aku yah, awas kamu nanti..!”

“Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”

“Udah ah, jilati aja memek Aku Hen..!”

“Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Sofi menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.

“Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!”

Agak lama juga Aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

“Hen, masukkin aja titit kamu ke lobang Aku, Aku udah enggak tahan lagi..!”

Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.

“Sofi, apa kamu tidak menyesal perawan kamu Aku tembus..?”

“Hen, Aku rela kalau kamu yang ngambil perawan Aku, bagi Aku di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

Merdunya Jeritan Tante Sofi

Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.

“Aduh sakit Hen, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.

Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.

“Pelan-pelan Hen, masih sakit nih..!” katanya meringis.

Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Sofi sangat menikmati sekali permainan ini.

Tidak lama kemudian ia mengejang, “Hen, aa.. Akuu.. mau kkamuarr.., teruss.. terus.., aahh..!”

Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “di, Aku juga mau kkamuar, di dalam atau di luar..?”

“Kkamuarin di dalem aja Sayang… ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…”

Ternyata dia sudah kkamuar, Aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.

“Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”

Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan kkamuarlah spermAku ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air maniku keluar, Aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas Aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.

“Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlAkuanku itu.

Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpkamukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.

Lalu ia berkata kepadAku, “Hen, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Hen, Aku sangat sayang pada kamu.”

Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aku juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman Aku kalo dia nyari-nyari kamu.”

“Oke bossss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memkamukku lebih erat.

Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang Aku datang ke tempat kerjanya dan melAkukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.

Kadang ia juga ke tempat kerjAku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Sofi ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Sofi, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.

Aku Dengan Calon Istri Pamanku sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini Aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting Aku dapat enaknya juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Service Premium Dari Seorang WP

Badan terasa lelah habis ada kerjaan dikantor yang membuat pikiran penat, untuk itu saya berfikir untuk merilekskan badan saya di tempat panti pijat di kawasan Surabaya, untuk memilih tempat panti pijat yang spesial saya menuju ke sebuah tempat dimana panti pijat tersebut dengan dengan warung makan, enaknya gini, habis dipijat badan terasa bugar apabila langsung makan , menurutku begitu. Lalu tidak lama lagi saya bergegas masuk ke tempat panti pijat yang saya pilih, disambut oleh beberapa wanita cantik yang memakai celana gemes, langsung saja menuju ke resepsionisnya, Saya pesan Mbak Sisil ke resepsionisnya, Lalu saya dipersilakan ke kamar VIP 304, berarti saya naik ke lantai 3,Setelah masuk kamar yang telah disediakan, akupun langsung mencopot semua baju dan celana kecuali CD saya, untuk segera dipijat oleh wanita yang saya pilih, “Selamat siang Pak”, sapa Mbak Sisil. “Siang”, jawabku. “Mau minum apa Pak?”, tanyanya. “Teh plus krem panas tanpa gula!” Lalu dia pergi ke pesawat telepon

Bercinta Dengan Pelanggan Setia

 Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku keluar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintenance pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing. Perkenalkan nama saya Tonma, 30 Tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah jakarta Jakarta Utara. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah ku ikuti, aku tidak pernah kekurangan teman pria ataupun wanita. Dì mata ìstrìku aku adalah seorang suamì yang baìk, penuh perhatìan dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun dì balìk ìtu, sebuah kebìasaan, yang entah ìnì sudah kebablasan, aku masìh suka ìseng. ìseng dalam artì awalnya cuma ìngìn memastìkan bahwa ìlmu marketìng ternyata bìsa dìterapkan dalam mencarì Apapun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketìng menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah sì cewek tadì juga bìsa tergolong customer.  Anyway, Minnie adalah orang kesekìan yang masuk per

Aku Kecanduan Bercinta

Aku masih siswi smu kelas 2 berumur 16 tahun. Terus terang aku sudah tidak lagi perawan, keperawananku kuserahkan kapada pacarku saat pesta malam tahun baru, waktu itu aku masih kelas 1 SMU. Semua itu aku lakukan dengan suka rela tidak ada paksaan, malah aku merasakan kenikmatan surga dunia di usia ku yang masih muda itu. Sudah 3 kali aku melakukan hubungan sex dengan pacarku aku menikmati bahkan mungkin aku semakin ketagihan mereguk kenikmatan bermain sex dengan pacarku. Aku tinggal bersama kakak perempuanku yang sudah menikah di kota F. ini. Hingga pengawasanku begitu longgar karena kesibukan kakakku dan suaminya yang bekerja hingga kurang mengontrol terhadapku. Sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. Siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. Setelah melapas sepatuku dan melempar tasku dikasur, aku langsung melepas celana dalamku. Entah hari ini aku merasa begitu terangsang, seperti kataku, aku ketagihan berhubungan sex. Tubuhku terasa bergetar, kedua bua