Langsung ke konten utama

Mariowin

MARIOWIN

Aku Kecanduan Bercinta

Aku masih siswi smu kelas 2 berumur 16 tahun. Terus terang aku sudah tidak lagi perawan, keperawananku kuserahkan kapada pacarku saat pesta malam tahun baru, waktu itu aku masih kelas 1 SMU. Semua itu aku lakukan dengan suka rela tidak ada paksaan, malah aku merasakan kenikmatan surga dunia di usia ku yang masih muda itu. Sudah 3 kali aku melakukan hubungan sex dengan pacarku aku menikmati bahkan mungkin aku semakin ketagihan mereguk kenikmatan bermain sex dengan pacarku.

Aku tinggal bersama kakak perempuanku yang sudah menikah di kota F. ini. Hingga pengawasanku begitu longgar karena kesibukan kakakku dan suaminya yang bekerja hingga kurang mengontrol terhadapku.

Sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. Siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. Setelah melapas sepatuku dan melempar tasku dikasur, aku langsung melepas celana dalamku. Entah hari ini aku merasa begitu terangsang, seperti kataku, aku ketagihan berhubungan sex. Tubuhku terasa bergetar, kedua buah dadaku menegang, dan bagian kemaluanku basah terangsang. Aku berbaring di kasurku dengan kedua kaki terbuka lebar dan rok seragamku kusingsingkan hingga ke perut.

Salah satu tanganku meremas-remas buah dadaku sementara satu tanganku lagi mengusap kemaluanku yang sudah terbuka. Kubelai-belai bulu kemaluanku semakin ke bawah kusibak bibir kemaluanku. Dengan kedua kaki semakin kulebarkan, aku terpejam membayangkan pacarku di depan selangkanganku dengan kemaluan yang tegak siap menusuk kemaluanku.

"Aaaahhh...", kuelus daging kecil diantara bibir kemaluanku, dimana rasa nya begitu nikmat kumainkan dengan jariku. Terasa semakin menegang daging kecilku ini, dan rasanya semakin nikmat. Kurasakan lubang vaginaku sudah basah. Dengan lembut ku gerakkan jari tengahku menggesek ke bawah daging kecilku dan langsung menuju lubang vaginaku.

"Uuuuhhh...", setengah jari tengahku sudah menusuk lubang vaginaku.

"Emmmhh...kontol...", ujarku tanpa sadar kudorong semakin dalam dan kurasakan semakin nikmat yang kurasakan. Darahku berdesir hebat, tubuhku bergetar merasakan kenikmatan ini. Mataku masih terpejam. Kubayangkan batang kemaluan pacarku menusuk lubang vaginaku seperti yang biasa kami lakukan.

"Eeehhhh...essshh...kontol enak...", aku mendesah dan meracau sesukaku dengan gerakan tanganku yang semakin cepat, hingga jari tengahku mengocok lubang vaginaku dengan nikmat. Namun tiba-tiba aku terkejut dan terbelalak, dengan tiba-tiba seseorang menindihku. Sungguh aku terkejut dan semakin terkejut saat kulihat wajah orang yg menindihku adalah mas Indra, suami kakak perempuanku.

"Aaah... Mas Indra..?". Suaraku memekik tertahan dengan rasa terkejut dan malu bercampur hingga aku tertegun tak tau harus berbuat apa.

"Kenapa harus sendiri rin...", ujar mas Indra. Seraya memegang tanganku.

"Jangan mas Indra...", ujarku aku tersadar. Seraya aku berusaha mendorong tubuhnya. Namun terasa berat sekali.

"Ayolah rin... Mas tau kamu pengen...".

"Jangan mas....". Dengan posisi tubuh aku yang sudah terlentang aku dan tubuh mas Indra diatasku, aku tak berdaya.

Aku merasakan benda hangat menempel pada kemaluanku. Yah itu adalah kemaluan mas Indra.

"Jangan mas...".

"Ayolah rin... Kamu juga pengen kan...?",

"Jangan mas... Jang ..... Aaaaahhhh.......". Aku melenguh, kata-kataku tak dapat ku teruskan, aku merasakan benda hangat itu menyeruak lubang vaginaku yang memang sudah basah dan menginginkan hujaman kemaluan laki-laki.

"Aaahh...". Hanya itu yang terdengar dari bibirku. Seraya mataku terpejam kepalaku mendongak keatas. Darahku berdesir hebat. Begitu nikmat kurasakan. Mas Indra menghujamkan seluruh batang kemaluannya masuk ke dalam vaginaku. Aku merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Sungguh terasa nikmat sekali, dengan ukuran batang kemaluan mas Indra yang kurasakan berbeda lebih besar dibanding dengan ukuran batang kemaluan pacarku.

"Enak rin....mhmmhheee...mhee...". Ujar mas Indra seraya menarik batang kemaluan itu kembali, dan memasukkannya kembali.

"Mmmhhh....aaaahhh...". Eluhku. Kurasakan lebih nikmat dibanding kulakukan dengan pacarku. Karena mungkin ukurannya yang berbeda.

"Aaahh...aaahh...". Erangku setiap kali mas Indra menghujamkannya. Dengan gerakan yang semakin cepat. Vaginaku seakan dikoyak memberikan rasa nikmat yang begitu hebat.

"Uuuhh...riin... Ternyata kamu tidak hanya lebih cantik dari kakakmu, tapi juga memekmu lebih enak dan legit...". Puji mas Indra, seraya tangannya dengan liar meremas-remas kedua buah dadaku.

"Tetek kamu masih kenyal dan kencang...", pujinya. Sesekali di hisap dan dilumat kedua putingku bergantian hingga menambah kenikmatan yang kurasakan.

Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku bergetar hebat dan tanpa sadar aku mengejang seraya aku melenguh, aku merasakan seluruh sendi tubuhku terlepas. Dari lubang vaginaku kurasakan semburan cairan hangat membasahi batang kemaluan mas Indra yang masih menghujam. Kupeluk tubuh mas Indra.

"Aaah mas Indra....". Eluhku seraya mengejang-kejang dan lemas terkulai. Sungguh nikmat sekali, aku merasakan orgasme yang begitu hebat.

"Enak rin...?", seraya mas Indra memelukku. Aku mengangguk.

"Mmmhhh... Mas Indraaaaa..". Desahku dengan darah berdesir, memandangnya yang tengah melumat puting buah dadaku yang menyembul di antara sela baju seragamku yang sudah acak-acakan. Dibukanya seragamku lebih lebar agar leluasa kedua tangannya meraih gundukan buah dadaku.

"Mmmhh... Riiim... Masih kenyal banget... ". Pujinya lagi, seraya nampak begitu rakus melupat menjilat kedua putingku. Tangannya tak henti-hentinya meremas-remas. Sementara kemaluannya masih tertancap di dalam kemaluanku.

"Diterusin ya...?", pintanya setelah puas dengan buah dadaku tanpa menunggu jawabanku mas Indra mencabut batang kemaluannya dari vaginaku dan memintaku untuk mengambil posisi menungging.

"Aaaahh...", erangku saat batang kemaluan besar dan panjangg itu menusuk lagi, terasa geli dan nikmat walau vaginaku sudah basah. Kusorongkan pantatku ke belakang, kurenggangkan kedua kakiku. Agar gerakan mas Indra lebih leluasa menghujamkan batang kemaluannya.

Rasanya begitu dahsyat kurasakan, menghujam dengan maksimal seluruh batang kemaluan itu amblas di dalam vaginaku yang lahap menelannya.

"Uuuuhh... Memek kamu masih sempit rin...enak banget...". Pujinya. Setiap hujaman terasa begitu dahsyat hingga membuat tubuhku kembali bergetar untuk yang kedua kalinya. Aku mengejang, mengeluh panjang dan kurasakan semburan dari vaginaku kembali melumuri batang kemaluan mas Indra yang begitu nikmat.

aku terkulai lemas, mas Indra membiarkan batang kemaluannya terlepas dari vaginaku. Aku terlentang memandangnya dengan batang yang mengacung besar dan panjang begitu perkasa, sungguh seksi dihadapanku. Batang kemaluan itu memiliki kepala yang besar dan memerah basah berkilat.

"Memekmu indah dan enak banget rin...", pujinya seraya memandang vaginaku. Di rentangkan kedua kakiku seraya mengambil posisi untuk kembali menghujam batang kemaluan itu.

"Aaaaahh....". Eluhku dengan vagina terjejal batang kemaluan itu. Tubuhku terhentak keras oleh gerakan pinggang mas Indra yang kerasa dan semakin cepat.

"Uuuhhh...rin... Enak banget... Bentar lagi mau keluar...aaaaaahhggggg...", geramnya dengan tubuh menggelinjang hebat, batang kemaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam vaginaku kurasakan menyemburkan cairan hangat nya. Aku merasakan sensasi itu begitu hebat.

Tubuh mas Indra roboh di atas tubuhku. Dengan nafas terengah memelukku.


"Rin enak banget....". Ujarnya sesaat ia memandangku dengan senyum puas, dan melumat bibirku. Kusambut bibirnya dengan hangat seraya kupeluk erat dengan batang kemaluan kami masih menyatu.

"Kamu suka rin...?", tanyanya. Aku mengangguk malu.

"Gak usah malu-malu kalo kamu mau....". Ujarnya

"Apa cowok kamu yang pertama rin...?", tanyanya.

"Iya mas...".

"Kapan ?".

"Waktu malam tahun baru kemarin...". Jawabku. Yang berarti 4 bulan yang lalu.

"Sudah berapa kali gituan sama yayang...?"

"Mmmm 3 kali mas....".

"Mmmmhhh pantesan kamu ketagihan ya...?". Aku mengangguk tersipu.

Di Hadapan kakak perempuanku, sikap aku dan mas Indra biasa saja. Walau aku takut kakak perempuanku akan mengetahui kejadian itu. Aku berangkat dan pulang sekolah seperti biasanya.

Kadang aku mendengar suara desahan dan erangan dari kamar kakak perempuanku dan mas Indra suaminya melakukan hubungan suami istri, membuat aku merasa iri. Dan ingin ikut merasakannya.

Kejadian kedua dengan mas Indra, kakak iparku.

Sepulang sekolah untuk kedua kalinya aku mereguk kenikmatan dengan mas Indra.

kedua buah dadaku yang sudah menyembul dari seragamku diremas-remasnya, bergantian

kedua putingku dilumatnya dengan gemas.

Tak lama tangannya membelai kemulusan kedua pahaku yang tersingkap. Diraihnya

celana dalamku dan melepaskannya dari selangkanganku. Aku rentangkan kedua kakiku

lebar-lebar dihadapannya.

"Memek kamu mulus banget rin...", pujinya.

"Mmmhhh....", aku hanya bisa melenguh saat mas Indra menjilati kemaluanku dengan

rakusnya. Daging kecil ku berdenyut-denyut. Lubang kemaluanku seakan ingin diisi

sesuatu.

"Mmmhhh... Masss...", rintihku terasa nikmat sekali. Aku sudah tak sabar menunggu

kemaluannya untuk menusuk kemaluanku.

"Isep rin...", pinta mas Indra seraya menyodorkan batang kemaluannya dihadapan

wajahku. Kubuka mulutku dan kumasukan

kulupat batang kemaluan itu di mulutku dengan kepala ku yang maju mundur.

"Eeshhhh... Terus riin...kamu pintar sekali...", pujinya.

kugenggam pangkalnya sementara kepala kemaluannya kuhisap kuat-kuat.

"Uuuuhh riiin...", lenguh mas Indra. Dicabutnya dari mulutku.

"Kamu sering isep kontol pacar kamu ya ...?", aku mengangguk tersipu, kubelai

kepala batang kemaluan itu yang berkilat basah oleh air ludahku. Dengan posisi 69 aku kembali

melumat batang kemaluannya yang besar dan panjang. Sementara mas Indra menjilati

belahan kemaluanku.

"Rin... Masukin ke memek ya..?", ujarnya. Aku terlentang di hadapannya dengan

kedua kaki mengangkang tak sabar ingin merasakan hujaman batang kemaluan besar itu.

aku menatap tak sabar batang kemaluan itu dalam genggaman tangan mas Indra

dihadapanku yang hanya tersenyum seakan menggodaku.

"Ini apa sayang...?", tanyanya seraya menunjuk batang kemaluannya, aku tersipu malu.

"Coba bilang...", ujarnya, mas pengen denger rini nyebut ini", sergahnya lagi.

"Mmmm... Kontol...", ujarku dengan malu-malu.

"Sekali lagi sayang...", pintanya.

"Kontol", sebutku lagi.

"Coba rini bilang, memek aku pengen di entot kontol...", ujarnya.

"Memek aku pengen di entot kontol...", ujarku tanpa malu-malu, karena aku benar-benar

sudah ingin merasakan benda itu.

"Eeehhsss...", desahku gesekan kepala kemaluan itu menyentuh daging kecilku.

kepala kemaluan besar itu mulai menyeruak mulut kamaluanku. Aku benar-benar

ketagihan kontol, bisik hatiku.

"Aaaaaaahhh....", aku mengerang, betapa nikmatnya batang kemalan itu perlahan

menyeruak semakin dalam dan menghilat di telan kemaluanku.

"Uuuggh...riiin...memek kamu masih sempit banget...", pujinya.

"Aaahhh...eeeshhh....", desahku menyertai setiap hujaman pinggang mas Indra.

sambil kedua buah dadaku diremas-remasnya. Aku menggeliat dan menggeliat,

hingga tubuhku mengejang, aku menjerit tertahan, kurasakan dari dalam kemaluanku

menyemburkan cairan hangat membaluri kemaluan mas Indra yang terus menghujam.

Aku terkulai lemas, dibaliknya tubuhku membelakanginya dan mengangkat pinggulku

hingga pantatku menungging dihadapannya.

"Eeeehhhmmm....", eluhku, batang kemaluannya kembali menyeruak. Mas Indra terus

memompaku hingga membuatku kembali terangsang.

"Naik rin...", pintanya sementara ia terlantang dengan batang kemaluannya yang

tegak berdiri. Aku berdiri mengangkang dan kuarahkan kepala kemaluannya pada

lubang kemaluanku kemudian kuturunkan tubuhku hingga batang kemaluan itu menghilat

didalam tubuhku.

Aku bergoyang, sesekali pinggangku memutar, kedua buah dadaku diremas-remasnya

dengan bebas. Aku tak dapat menahan hingga aku kembali mengejang. Aku terkulai

diatas tubuhnya. Mas Indra mendekapku dan membaringkanku, kini tubuhnya berada

diatasku.


"Sebentar lagi sayang...", gumamnya dengan gerakan pinggang semakin cepat dan

"Croootttt...", di semburkannya cairan dari kemaluannya di wajahku.

"Isep rin...", pintanya aku menurut menghisap batang kemaluan basah itu.

Aku terkulai lemas dalam pelukan mas Indra yang masih terengah. Aku merasa puas

dan menikmati. Aku merasa semakin menikmatinya saja.

Kenikmatan lain.

Sudah 3 hari berlalu dari kejadian ke dua dengan mas Indra, kakak iparku. Siang

ini aku mendapatkan sms dari mas Indra yang menunggu ku di rumah.

"Toni, gue nebeng dong...", ujarku. Seraya setengah berlari dari halaman sekolah.

kulihat eka dan ardi sudah berada di dalam mobil Toni.

"Nebeng ya ton, gue buru-buru mau pulang", ujarku

"Iya..", jawab Toni.

Mobil Toni berjalan dengan santai dengan sesekali berhenti karena macet dan lampu

merah, obrolan demi obrolan mengalir dari mulut mereka, hingga sampai banyolan

yang jorok. Akhirnya aku tau kalau mereka akan ke rumah Toni ingin nonton film BF.

"Dasar lo ya..", ledekku.

"Gak apa-apa kan rin, namanya juga belajar ha ha ha..", sela Toni.

"Iya rin..", sahut ardi yang duduk di sampingnya, dengan tiba-tiba merangkulku.

"Iiih...ardi...", sergah, seraya kutepiskan tangan ardi dengan pura-pura jual

mahal.

"Dikit kan gak apa-apa rin...", balas ardi.

"Iya pegang-pegang aja kan gak apa-apa..", sahut eka.

"Iya rin, bolehkan cuma pegang-pegang aja, itung-itung buat imbalan elo nebeng mobil

gue rin...", sambung Toni.

"Iih dasar elo pada tuh ya...", sergahku dengan suara aku buat supaya galak.

"Ayolah rin...", bujuk ardi sambil mengelus lututku. Aku hanya diam dan membiarkan

tangan ardi agar mereka mengerti bahwa aku membolehkan mereka tanpa aku mengucap

kata "Ya".

"Nah gitu dong rin...", ardi tersenyum mengerti dengan aku diam tak menjawab yang

berarti "Ya". Tangan ardi sudah mengelus buah dadaku yang masih terbungkus seragam.

membuat eka tak tinggal diam ikut dengan meraba dan mengelus pahaku. Membuat Toni

iri.

"Waah kalo gitu berhenti dulu dong masa gue gak dapet...", ujar Toni. Seraya

menghentikan mobilnya di suatu tempat yang cukup sepi.

Toni beralih duduk di sebelah ku. Eka tetep duduk di jok depan mobil. Sementara

ardi tak bergeming dari sisiku.

"Buka ya rin, gue mau liat sambil megang tete elo..", pintanya tanpa menunggu

persetujuanku jarinya sudah melepas 2 kancing baju seragamku. 3 kancing baju seragam

ku sudah terbuka. Karena aku mengenakan bra pengait depan dengan mudah aku membuka

kan bra ku untuk mereka.

"Waahhh...", seru mereka bertiga dengan kompak dan wajah terperangah. Melihat

kedua buah dadaku menggantung bebas. Tanpa di komando tangan Toni dan ardi menjamah

buah dadaku satu-satu.

"Mmmhh...lembut banget...", sergah Toni mengelus lembut.

"Kenyal...", sergah ardi seraya meremas perlahan.

"Gue cobain dong...",pinta eka ikut menjamah.

"Eeehhmmm...", desahku kubiarkan ketiga tangan mereka menjamah, meremas, membelai

kedua buah dadaku. Ada rasa kenikmatan yang aneh menhyelinap perasaanku. Aku merasa

begitu seksi dan puas diantara 3 cowo ini memeperlakukan aku seperti ini.

"Eeessshhh...", eluhku rumanya Toni dan ardi melumat putingku, mungkin mereka

mencontoh dari film BF. Sementara eka asik menikmati pemandangan selangkanganku.

kubiarkan kedua kakiku mengangkang dengan rok seragam yang disingkap eka membuat

celana dalam putihku menjadi pemandangan menegangkan bagi eka.

"Gue blom pernah liat memek yang sebenernya, cuman liat dari film sama gambar...", ujar

eka, "Liat dong rin memek elo kayak gimana sih..?", sambungnya.

"Iya rin..", sahut Toni dan ardi secara bersamaan.

"Iih elo tuh pade ya...", sergahku seraya aku tersenyum. Kulepas celana dalamku.

membuat mereka bertiga begitu tegang. Bulu kemaluanku menjadi rebutan tangan-tangan

mereka.

"Sabar dong...", ujarku, kumasukan celana dalamku ke dalam tas. Kemudian kedua

kakiku diangkat ke atas jok dan mengangkang lebar. Eka tepat memandang kemaluanku

dengan wajah lucu.

"Memek...", gumamnya.

"Ini itil ya rin...", ujar ardi seraya jarinya menyentuh daging kecilku.

"Udah ah itu ada orang lewat..", ujarku hingga mereka berhambur, Toni kembali

kedepan dan menjalankan mobil mengantarku. Sementara eka meremas buah dadaku, ardi

mengelus-elus kemaluanku.

"Udah ya makasih...", ujarku sampai di depan rumah. Kalau tak ada orang lewat tadi

ingin aku membiarkan mereka memasukan batang kemaluan mereka di kemaluanku, pikirku.

aku beranjak ke dalam rumah disambut mas Indra yang sudah telanjang di kamar.

untuk yang ketiga kalinya aku mereguk kenikmatan dari mas Indra.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta Dengan Calon Suami Orang

Aku terkenal sebagai wanita yang doyan seks, aku mengakui itu. Pengganggu rumah tangga orang juga aku tidak mau. Yang menikahiku duda dan perjaka muda maupun tua. Kelas boleh murahan tapi aku tidak mau merusak rumah tangga orang. Sebut saja aku Nia, usia 32 tahun dengan status janda yang sudah 4 kali menikah. Dari yang jejaka sampai pria tua sudah aku nikmati. Banyak orang mengira aku wanita nakal, tapi aku cuek tidak banyak menanggapi mereka. Aku bekerja di sebuah Toko pakaian di bagian kasir, sudah lama aku bekerja di Toko ini. Untuk mencukupi kebutuhanku sehari-hari. Aku memiliki sahabat namanya Nonik,dia bekerja di sebuah kantor swasta. Sebentar lagi dia menikah dengan seorang pria tampan yang sukses. Aku mendukung dia dan menasehati dia agar tidak sepertiku. Semoga satu untuk selamanya dan kelak kalau sudah menikah cepat mendapat keturunan. Nonik tipe cewek yang lugu beda dengan aku, walaupun menjanda 4 kali aku tetap memperhatikan penampilan. Make up tebal selalu membuat wajah ku...

Hanny Adik Angkatku Yang Doyan Jilat

 Pernah berkenalan dengan wanita yang namanya Hanny saya tanya tanya rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak diajak ngobrol, kalau saya tanya hal apa, dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami bercakap - cakap rupanya Hanny juga berasal dari Makassar. Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk saling bertemu di daerah K di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Hanny lebih jauh. Hanny kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya. Hanny secara fisik biasa saja. Ukuran badannya kira-kira setinggi 160 cm. Tubuh agak bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai. Tapi ada yang menarik dari penampilannya, toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang. Saya hanya menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu. Hanny meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya diangkatnya sebagai “abang”! Sebab ia bilang, Hanny tak mempunyai kakak....

Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Tante Sendiri

Aku mendapat kisah yang tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin Aku rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikatakan telat, karena umurnya sudah rada tua. Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihkan wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik. Namanya Sofi seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Sofi memang enak untuk diajak ngobrol. Dan Aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena Aku tahu matanya...