Langsung ke konten utama

Mariowin

MARIOWIN

Nikmatnya Bercinta Dengan Pacar Kembaran

Nama saya Dono. Saya mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Bali. Saya adalah anak kembar. Saudara kembar saya bernama Doni, dan dia juga kuliah di tempat yang sama dengan saya.Sebelum kuliah di Bali, Doni kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Di sana, ia mempunyai seorang pacar bernama Windy. Setelah setahun kuliah di Jakarta, Doni & Windy tidak betah, dan akhirnya mereka berdua pindah ke Bali.

Ketika pertama kali saya bertemu dengan Windy, saya terpana dengan parasnya yang cantik. Saya merasa Doni sangat beruntung mendapatkan pacar seorang gadis yang sangat cantik seperti Windy. Memang, Doni bercerita bahwa Windy merupakan rebutan cowok-cowok di kampusnya. 


Ketika bersalaman dengannya, saya tidak dapat melepaskan pandangan dari wajahnya yang sangat cantik dan imut itu.

Setelah perkenalan pertama dengan Windy, dia selalu terbayang dalam pikiranku. Apalagi Windy sering main ke rumah kami. 

Setiap Windy datang ke rumah, saya pasti merasa deg-degan. Seakan-akan Windy adalah pacar saya sendiri. 

Kadang-kadang, Doni & Windy suka berduaan di kamar Doni, dan saya sering mendengar mereka cekikikan berdua di kamar. Saya jadi merasa iri dengan Doni. Saya belum pernah punya pacar sejak dulu. Memang dibanding Doni, saya anaknya agak lebih pendiam. Saya tetap punya teman-teman cewek, tapi bukan pacar.

Suatu kali, Doni sedang pergi keluar kota bersama teman-temannya untuk beberapa minggu. 

Windy tetap di Bali, karena dia mengambil semester pendek. Saya sempat merasa agak kesepian juga di rumah, karena saya hanya sendirian saja. Apalagi kalau Doni tidak di sini, berarti Windy juga nggak akan datang ke rumah saya kan?

Nah, pada suatu siang di rumah, tiba-tiba saya seperti mendengar suara motor Windy dari kejauhan. 

“Ah, aku pasti terlalu merindukan kehadiran Windy”, pikirku, sampai suara motor lewat pun saya sangka suara motor Windy.

Eh, ternyata suara motor itu memang menuju ke rumahku, and guess what, itu memang Windy! Dia mengenakan kaos ketat berwarna oranye-biru, dan celana jeans ngatung yang juga ketat. Sungguh menggairahkan sekali penampilannya saat itu. Saya gembira campur bingung, kenapa Windy datang ke sini, padahal Doni kan lagi pergi?

“Halo Dono.. Sendirian aja ya di rumah? Kasihan, ditinggal Doni sendirian. Pasti sepi ya?”, kata Windy sambil menuntun motornya masuk.

“Iya nih Win, sendirian terus tiap hari. Kamu tumben dateng ke sini? Ada angin apa Win?”

“Ini Dik, aku mau ngambil catetanku yang dulu dipinjem Doni. Soalnya ada perlu buat semester pendek.”

“Ooo.. kalo gitu masuk aja Win. Aku kurang tau di mana Doni nyimpen catetanmu. Liat aja di kamarnya.”, jawabku lagi.Windy pun masuk ke kamar Doni dan mencari catetannya di laci meja komputer Doni. 

Sepertinya dia memang sudah tau kalau Doni menyimpannya di sana. Untuk membuka laci itu, dia mesti agak membungkuk. Ketika membungkuk, bagian belakang baju kaosnya agak terangkat, dan tampaklah olehku punggungnya yang putih mulus. 

Wahh.. walaupun hanya sedikit yang tampak, tapi itu sudah membuat pikiranku melayang dan otomatis penisku pun ikut berdiri.

“Udah dapet nih No, catetannya.”, kata Windy kepadaku.

“Oh, di sana ternyata dia simpen ya? Oke deh. Itu aja yang perlu Win?”, kataku dengan agak sedikit kecewa, karena kalau memang hanya itu tujuan dia ke sini, berarti dia udah mau balik dong..?

“Iya, ini aja. Aku pulang dulu deh ya Dik.

”Yaahh.., sebentar banget aku sempat ketemu dengan Windy, pikirku

Kemudian Windy keluar menuju motornya. Di depan motornya aku melihat dia menggantungkan sebuah tas yang agak besar.

“Bawa apaan tuh Win?”, tanyaku sama Windy.

“Oh, ini? Sebenarnya setelah ini aku bukan mau pulang sih. 

Aku rencananya mau ke tempat temenku. Numpang mandi. Abis, air di kosku lagi habis. Sumurnya kering No. Wah, jadi ketauan deh kalo aku belum mandi nih.. Jadi malu..”, kata Windy dengan agak malu-malu.

Wah.., kesempatan nih!

“Kenapa nggak mandi di sini aja Win? Airnya banyak kok di sini. Daripada repot-repot ke tempat temenmu lagi. Gimana? Mau?”, cecarku dengan penuh semangat.

“Mmm.., nggak apa-apa nih Dik?”, tanya Windy agak ragu.

“Nggak apa-apa kok. Bener. Suwer. Samber geledek.”, jawabku dengan sedikit bercanda.

“Ya oke deh kalo gitu. Aku numpang mandi ya..”Yess.. Akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama Windy lebih lama lagi.. Windy langsung masuk lagi menuju kamar mandi. Aku hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu.


Aku membayangkan Windy membuka baju ketatnya, dan melepaskan celana jeansnya. Aku membayangkan bagaimana tubuh seksi Windy hanya berbalutkan BH dan celana dalam saja. 

Hhhmm.. penisku langsung tegang dengan sendirinya tanpa perlu kusentuh. Sedang enak-enak melamun, tiba-tiba pintu kamar mandi Windy terbuka. 

Oh, ternyata Windy masih mengenakan pakaiannya, tidak seperti dalam bayanganku.

“Dono, aku bisa pinjem handuk nggak? Aku lupa bawa nih. Sori ya ngerepotin.”

“Oh, nggak apa-apa. Ntar ku ambilin.” Ketika aku memberikan handukku kepada Windy, terlihat tali BH Windy yang berwarna hitam di bahunya. 

Walaupun itu hanya seutas tali BH di bahu, tapi itu sudah cukup untuk membuatku berimajinasi yang bukan-bukan tentang Windy.

“Makasih ya Dono..”, wah, suaranya benar-benar bisa membuatku terbang ke langit ketujuh..

“eh, iya..”, jawabku.Lalu Windy masuk kembali ke kamar mandi. 

Tak lama kemudian sudah terdengar suara cebyar-cebyur air. Aku tak dapat berhenti membayangkan tubuh Windy yang telanjang.. Kulitnya pasti mulus.., putih.., dan badannya sangat seksi sekali.. mmhh.. aku tak kuasa untuk menahan nafsuku.. Aku masuk ke kamar, dan masuk ke kamar mandiku.

Di dalam kamar mandi, aku langsung melepaskan seluruh pakaianku dan mengambil sabun untuk onani. Aku memegang penisku yang sudah sangat tegang rasanya belum pernah “dia” sebesar ini.Bayangan akan Windy benar-benar telah membuatnya sangat keras. 

Dengan sedikit sabun, aku mulai meremas-remas penisku, dan pelan-pelan mulai mengocoknya maju-mundur.. mm.. aku membayangkan ini adalah tangan Windy yang mengocok penisku.. oohh Windy.. andaikan kamu mau mandi bersamaku di sini.. hhmm.. Imajinasiku telah melayang ke mana-mana. 

Sedang asyik-asyiknya onani, tiba-tiba pintu kamar mandiku diketuk dari luar.

“Dono.. Kamu lagi mandi ya? Sori mengganggu lagi. Kamu ada sabun cuci muka nggak? Aku lupa bawa tadi..”, terdengar suara Windy memanggil.

Aku kaget! Wah, mana udah mau klimaks, eh Windy ngetuk pintu. Buyar deh imajinasiku yang sudah kubangun dari tadi. Wah, pasti Windy sudah pakai baju lengkap lagi seperti tadi, tidak telanjang seperti dalam bayanganku. Tapi nggak apa-apa deh, kan aku bisa ngeliat Windy lagi jadinya. Aku melingkarkan handuk di pinggang untuk menutupi penisku yang tegang, lalu aku ambilkan sabun cuci muka untuk Windy.

“Ini Win, sabun cuci mukanya”, kataku sambil membuka pintu.

Wahh.. ternyata Windy hanya mengenakan handuk yang kuberikan tadi, bukannya berpakaian lengkap! Rejeki lagi nih! Dengan balutan handuk yang tidak terlalu lebar itu, tampak kulitnya yang benar-benar putih mulus. 

Handukku hanya menutupi dari dadanya sampai sekitar 15 cm di atas lututnya. Tampak olehku pahanya yang begitu indah. Rambutnya yang basah juga memberi efek yang membuatnya semakin kelihatan seksi. Tanpa bisa dibendung, penisku menjadi semakin tegang lagi..

“Makasih Dono.. Wah, bener-bener sori ya, jadi ngeganggu mandimu..”, kata Windy lagi.

“Ehm.., nggak apa-apa kok Win.”, jawabku terbata-bata karena nggak kuat menahan nafsuku..Tanpa kusadari, penisku semakin menyembul dan membuat handukku hampir copot. 

Jarakku dengan Windy waktu itu sangat dekat, sehingga penisku yang sudah berdiri itu menyentuh bagian perut Windy. 

Windy kaget, karena ada sesuatu yang menekan perutnya.

“Eh, aku mandi lagi ya Dik.”, kata Windy buru-buru dengan muka yang memerah. 

Sepertinya dia malu campur bingung.

“Mmm, iya.., aku juga mau mandi lagi”, jawabku juga dengan penuh malu. 

Windy pun kembali ke kamar mandinya, dan aku juga masuk lagi ke kamar mandiku. Di dalam kamar mandi aku berpikir, apa kira-kira tanggapan Windy atas kejadian tadi ya? Apa dia akan lapor ke Doni kalau aku berbuat kurang ajar? Apa dia marah sama aku? Atau apa? Aku jadi takut.. Setelah termenung beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan apa yang aku kerjakan tadi. 

Masalah nanti ya urusan belakangan. Baru saja aku mau mulai untuk onani lagi, pintu kamar mandiku diketuk lagi.

“Dono.., sori mengganggu lagi. Aku ada perlu lagi nih”, kata Windy dari luar.

“oh iya, bentar..”Sekarang aku pakai CD & celana pendekku. 

Aku nggak mau terulang lagi kejadian memalukan tadi. Aku keluar dari kamar mandi.

“Ada apa Win? Apalagi yang ketinggalan? Mau pinjem CD?”, candaku pada Windy.

“Ah, kamu ada-ada aja.”, kata Windy sambil tertawa. Hhh.., manis sekali senyumannya itu.. Btw, dia masih mengenakan handuk seperti tadi. Seksi..!

“Gini Dik.. Waktu aku pinjam sabun cuci muka tadi, aku tau kalo kamu sempat.. mm.. apa ya istilahnya? Terangsang?”, kata Windy.

“Hah? Apa? Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti?”, tanyaku pura-pura bego.

“Nggak apa-apa kok . Nggak usah malu. Kuakui, aku tadi juga sempat membayangkan “itu” mu waktu aku masuk kamar mandi lagi. Aku bahkan hampir saja mau.. mm.. masturbasi sambil membayangkan kamu. Tapi kupikir, ngapain pake tangan sendiri, kalo “barang”nya ada di sebelah?”, jawab Windy.

“Hhhaahh? Apa maksudmu Win? Aku jadi makin bingung? Aku nggak”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Windy sudah meraba penisku dari luar celana pendekku.

“Ini yang kumaksud, Dono! Burungmu yang tegang ini! Aku menginginkannya!”, kata Windy sambil terus meraba-raba dan meremas penisku.

“hhmm.., Windy.. kamu..”

“Dono.. Walaupun aku pacarnya Doni, kamu nggak usah malu begitu. 

Sejak bertemu denganmu di kota ini, aku selalu membayangkanmu dalam setiap fantasi seksku. 

Bukannya aku nggak cinta Doni. Tapi dengan membayangkan sesuatu yang “tabu”, biasanya aku selalu menjadi begitu terangsang, dan selalu ku akhiri dengan masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan saudara kembar pacarku sendiri. Dono.. saat ini sudah lama kutunggu-tunggu. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya mengulum burungmu dalam mulutku. Bagaimana rasanya memainkan burungmu dalam vaginaku.. hhmm.. You’re always on my fantasy, Dono..”, cerocos Windy sambil semakin kuat meremas penisku.

“Ohh.., oohhmm.., Windy.. Aku.., juga.. selalu membayangkanmu dalam setiap onaniku. Aku nggak tahan melihat kecantikan dan keseksianmu, sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Aku cemburu dengan Doni. Aku selalu membayangkan tubuhmu yang putih, halus, lembut, dan seksi ini.. Aku menginginkanmu Windy..”, jawabku sambil meraba bahu dan tangannya yang begitu halus dan lembut.

Kemudian tanpa berpikir lagi, aku raih rambutnya dan kutarik mukanya ke mukaku, dan kucium Windy dengan buas. Kulumat bibirnya yang merah dan mungil itu. Inilah pengalaman pertamaku mencium wanita. Rasanya benar-benar nikmat sekali. Apalagi tangannya masih terus meremas penisku yang sudah berdenyut-denyut dari tadi.

“Hmmpp.., mmhhmmhh..”, Windy juga membalas ciumanku dengan lumatan bibirnya dan lidahnya bermain-main di dalam mulutku.Aku terus menghisap bibir & lidahnya, dan tanganku mulai meraba payudaranya yang masih tertutup handuk. Payudaranya cukup besar. Belakangan kuketahui ukurannya 34B. Terasa putingnya yang mengeras dari balik handuk.

“Ohh.. Dono.. remas susuku! Remas, Dono.. Ohh mmhh..”, desahnya di telingaku, semakin membuatku bernafsu.. Tanpa pikir panjang, langsung kulepaskan handuk Windy, sehingga tampaklah di depan mataku keindahan tubuh telanjang Windy yang selama ini hanya ada dalam fantasiku.

“Windy.. kamu sunguh-sungguh cantik.. Aku menginginkanmu..”. Aku pun langsung menerkamnya dan tanpa membuang waktu langsung kuhisap payudaranya yang bulat & padat itu. 

Sebelumnya aku hanya dapat membayangkan betapa indahnya payudara Windy yang sering mengenakan kaos ketat itu. Bahkan pernah sekali dia mengenakan kaos ketat tanpa BH, sehingga tampak samar-samar putingnya yang merah olehku waktu itu.“Dono.. Mmmhhmm.. 

Kamu benar-benar hebat Dono.. Bahkan Doni tidak pernah bisa membuatku jadi gila seperti ini.. Ooohh.. hisap putingku Dono. Jilat.. hhmm..” jerit Windy yang sudah benar-benar penuh nafsu birahi itu.

Aku terus menjilati dan menghisap payudaranya, dan sekali-sekali kugigit karena gemas, sehingga payudaranya menjadi merah-merah. Tapi Windy tidak marah, malah sepertinya ia sangat menikmati permainan mulutku.Bosan bersikap pasif, Windy pun melepaskan celana pendekku dengan penuh nafsu, sehingga tampaklah olehnya penisku yang sudah berdiri tegak hingga keluar dari pinggang celana dalamku.

“Besar sekali burungmu Dono! Wow.. Lebih besar dari pacarku yang dulu. Bahkan lebih besar dari punya Doni! Kukira punyamu sudah yang terbesar yang ada!”, puji Windy dengan mata berbinar ketika melihat penisku.

Windy menarik CDku hingga lepas, berlutut di depan penisku dan langsung menjilati telorku yang penuh bulu itu.

“Aahhmm.. enak sekali Windy..! mmhhmm.. Kamu memang hebat sekali..”, aku meracau kenikmatan sambil terus membelai rambutnya yang indah.

“oohhmm.. aku suka sekali burungmu Dono.. besar, panjang, dan hitam.. oohhoohhmm..”, Windy memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil, dan menghisapnya dengan kuat.

“Ahh.., Windy.. AAhhmmhh..”, aku benar-benar dalam puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. 

Kenikmatan onani hanyalah sepersekian dari kenikmatan dihisap dan dijilat oleh mulut dan lidah Windy yang sedang mengulum penisku ini.Windy dengan penuh semangat terus menghisap penisku, dan karena ia memaju mundurkan kepala & badannya dengan kencang, tampak olehku payudaranya bergoyang-goyang kesana kemari.Ketika aku hampir mencapai klimaks, langsung kutarik penisku dari mulutnya, dan kupeluk Windy erat-erat sambil menjilati & menciumi seluruh mukanya. Mulai dari keningnya, matanya, hidungnya yang mancung, pipinya, telinganya, lehernya, dagunya, dan kuteruskan ke bawah sampai akhirnya seluruh tubuhnya basah oleh air liurku dan di beberapa tempat bahkan sampai merah-merah karena hisapan dan gigitan gemasku. 

Windy benar-benar menikmati perlakuanku terhadap tubuhnya, terutama ketika aku menjilati dan menghisap daun telinganya. 

Dia benar-benar merinding ketika itu.“oohh Dono.., kamu hebat sekali.. Belum pernah ada sebelumnya yang bisa membuatku orgasme tanpa perlu menyentuh vaginaku. Ohhmm.. you’re the greatest..!”, kata Windy lagi.

Setelah beristirahat sejenak, aku mulai menjilati vagina Windy.

“Donoo.. nikmat sekali.. kamu hebat sekali memainkan lidahmu.. mmhhmm.. aahhgghh..”, Windy benar-benar menikmati permainan lidahku yang mengobok-obok vaginanya dengan buas.

“Windy.., boleh aku memasukkan penisku ke dalam” belum selesai kata-kataku, Windy langsung memotong.

“Nggak usah minta ijin segala, masukin burungmu yang gede itu ke vaginaku cepat, Dono!”, potong Windy sambil memegang penisku dan mengarahkannya ke lobang vaginanya.

“Ahh.. sempit sekali Windy.. Mmmgghh..”, vaginanya benar-benar menjepit penisku dengan kencang sekali, sehingga sensasi yang kurasakan menjadi benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata. 

Pokoknya enak banget!!

“Ooohh Dono.. burungmu besar sekali!! HHhhmmhh.. aahh.. nikmat sekali Dono!”Perlahan-lahan, aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehingga penisku yang gede dan hitam mulai mengocok-ngocok vaginanya. 

Windy pun juga menggoyangkan pantatnya yang putih mulus itu sehingga makin lama goyangan kami menjadi semakin cepat dan buas.

“Dinnoo.. hh.. hh.. hh.. aku suka burungmu! mmhh.. lebih cepat, cepat.. keras.. aku.. hhoohhmmhh..”, racauan Windy makin lama makin tidak jelas.

“Aku hhaammpir keluuaar.. Winddyy.. hhmmhh..”, campuran antara goyangan, desahan, dan tampang Windy yang benar-benar seksi, merangsang, dan penuh keringat itu membuatku nggak tahan lagi.

“Keluarkan di dalam saja, Dono.. Aku jugaa.. mauu.. sampai.. hh..”.

“AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kami berdua mencapai klimaks pada saat yang bersamaan. Setelah permainan yang dahsyat itu, kami sama-sama terlelap di kamarku.

Sewaktu terbangun ternyata hari sudah malam. Windy langsung pulang karena takut kos-kosannya sudah dikunci kalau kemalaman. Tapi kami berjanji untuk bertemu lagi esok hari, karena kami berdua masih ingin melanjutkan hubungan yang “tabu” ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta Dengan Calon Suami Orang

Aku terkenal sebagai wanita yang doyan seks, aku mengakui itu. Pengganggu rumah tangga orang juga aku tidak mau. Yang menikahiku duda dan perjaka muda maupun tua. Kelas boleh murahan tapi aku tidak mau merusak rumah tangga orang. Sebut saja aku Nia, usia 32 tahun dengan status janda yang sudah 4 kali menikah. Dari yang jejaka sampai pria tua sudah aku nikmati. Banyak orang mengira aku wanita nakal, tapi aku cuek tidak banyak menanggapi mereka. Aku bekerja di sebuah Toko pakaian di bagian kasir, sudah lama aku bekerja di Toko ini. Untuk mencukupi kebutuhanku sehari-hari. Aku memiliki sahabat namanya Nonik,dia bekerja di sebuah kantor swasta. Sebentar lagi dia menikah dengan seorang pria tampan yang sukses. Aku mendukung dia dan menasehati dia agar tidak sepertiku. Semoga satu untuk selamanya dan kelak kalau sudah menikah cepat mendapat keturunan. Nonik tipe cewek yang lugu beda dengan aku, walaupun menjanda 4 kali aku tetap memperhatikan penampilan. Make up tebal selalu membuat wajah ku...

Hanny Adik Angkatku Yang Doyan Jilat

 Pernah berkenalan dengan wanita yang namanya Hanny saya tanya tanya rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak diajak ngobrol, kalau saya tanya hal apa, dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami bercakap - cakap rupanya Hanny juga berasal dari Makassar. Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk saling bertemu di daerah K di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Hanny lebih jauh. Hanny kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya. Hanny secara fisik biasa saja. Ukuran badannya kira-kira setinggi 160 cm. Tubuh agak bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai. Tapi ada yang menarik dari penampilannya, toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang. Saya hanya menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu. Hanny meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya diangkatnya sebagai “abang”! Sebab ia bilang, Hanny tak mempunyai kakak....

Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Tante Sendiri

Aku mendapat kisah yang tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin Aku rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikatakan telat, karena umurnya sudah rada tua. Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihkan wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik. Namanya Sofi seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Sofi memang enak untuk diajak ngobrol. Dan Aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena Aku tahu matanya...