Langsung ke konten utama

Mariowin

MARIOWIN

Menemani Tanteku Yang Kesepian

 Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Winda. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Batam, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Winda, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

Oh ya, tante Winda mempunyai dua anak perempuan Sena dan Marry. Sena sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. 

Sedangkan Marry mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Marry aku merasa seperti berada di sebuah harem.

Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Winda di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Winda. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Sena dan Marry masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Winda belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.

“Pagi, Mas Dono. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Marry membalas sapaanku.

“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Don, kamu antar Sena dan Marry ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.

“OK Tante” jawabku singkat.

“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetuk sambil masuk ke mobil. Iya lho, Sena dan Marry memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.

“Daag Mas Dono, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Sena menghilang dibalik pagar sekolahan.

Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Winda.

Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan memakannya. Tante Winda masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku.

Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci.

Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Winda tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Winda sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.Terdengar suara desahan lirih, 

“Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Winda ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.

Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Winda, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Winda berhubungan badan denganku.

“Lho Don, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.”

Tiba-tiba suara tante Winda mengagetkan aku.

“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Winda sambil masuk kamar.Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Winda berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celana dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Winda sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.

“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.

“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Dono tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.

“Iya, tadi Dono ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blazer dan mengurai rambutnya.Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin Dono ya.” Aku semakin salah tingkah.

“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.

“Maksud Dono, nggak salahkan kalau Dono pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Don.” tante Winda merengek perlahan.

“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Winda.Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. 

Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.

“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Winda ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. 

Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.

“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.Lalu aku tarik kepala tante Winda sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. 

Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Winda.Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. 

Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Don, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.

“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Hh.. mm.. enak Don, terus Don.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Winda. “Ahh.. Don..shh.. Donr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Don. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

“Don, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Winda, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. 

Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot.Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. 

Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Don, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Winda, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. 

Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

“Don, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.

“Ahh.. shh mm, tante ini cara Dono agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

“Ahh..” kami berdua melenguh.Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. 

Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Winda ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Winda semakin menambah rangsangan.

Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras 

“Ahh.. Don tante nyampai lagi” Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. 

Dengan posisi memangku tante Winda, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.

“Di dalam aja Don, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.“Arghh.. tante aku nyampai”.

“Aku juga Don.. ahh” tante juga meracau.Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.“Don, kamu hebat.” puji tante Winda.

“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.

“Don, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.

“Gak apa-apa Don, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembantuku Yang Ketagihan Bermain Bersamaku

 Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Rini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Rina tergopoh gopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Rina mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buru buru. Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, nggak usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku sudah tegak berdiri. Kututup dengan lilitan handuk. Pintu diketuk. Rina masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Ri...

Pembantu Lugu Yang Menjadi Gila Sex

Saya merupakan seseorang bapak dari 2 orang anak lelaki yang berumur 9 serta 4 tahun. Istriku bekerja selaku Direktur di suatu perusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis serta senang, kehidupan seks- ku dengan istriku tidak terdapat hambatan sama sekali. Kami mempunyai seseorang pembantu, Jelni namanya, berusia kurang lebih 23 tahun, belum kawin serta masih lugu karena kami mengenalnya langsung dari desanya di Jawa Timur.  Mukanya biasa saja, tidak menawan pula tidak kurang buruk, kulitnya bersih serta putih terpelihara, tubuhnya kecil, besar kira- kira 155 centimeter, tidak gendut tetapi sangat sempurna dengan bentuk badan badannya, buah dadanya pula tidak besar.  Suatu hari saat saya kembali kantor kurang lebih jam 14: 00, jauh lebih kilat dari umumnya yang jam 19: 00. Anakku umumnya kembali dengan ibunya jam 18: 30, dari rumah neneknya. Seperti pada umumnya, saya langsung mengubah celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tetapi adem, tanpa celana dalam. Pada ...

Bercinta Dengan Calon Suami Orang

Aku terkenal sebagai wanita yang doyan seks, aku mengakui itu. Pengganggu rumah tangga orang juga aku tidak mau. Yang menikahiku duda dan perjaka muda maupun tua. Kelas boleh murahan tapi aku tidak mau merusak rumah tangga orang. Sebut saja aku Nia, usia 32 tahun dengan status janda yang sudah 4 kali menikah. Dari yang jejaka sampai pria tua sudah aku nikmati. Banyak orang mengira aku wanita nakal, tapi aku cuek tidak banyak menanggapi mereka. Aku bekerja di sebuah Toko pakaian di bagian kasir, sudah lama aku bekerja di Toko ini. Untuk mencukupi kebutuhanku sehari-hari. Aku memiliki sahabat namanya Nonik,dia bekerja di sebuah kantor swasta. Sebentar lagi dia menikah dengan seorang pria tampan yang sukses. Aku mendukung dia dan menasehati dia agar tidak sepertiku. Semoga satu untuk selamanya dan kelak kalau sudah menikah cepat mendapat keturunan. Nonik tipe cewek yang lugu beda dengan aku, walaupun menjanda 4 kali aku tetap memperhatikan penampilan. Make up tebal selalu membuat wajah ku...